Membicarakan Archimedes tidaklah lengkap tanpa kisah insiden penemuannya
saat dia mandi. Saat itu, dia menemukan bahwa hilangnya berat tubuh sama
dengan berat air yang dipindahkan. Dia meloncat dari tempat mandi dan
berlari telanjang dijalanan Syracues sambil berteriak, “Eureka! Eureka!”
(Saya berhasil menemukannya!). saat itu dia menemukan hokum pertama
hidrolistik.
Kisah itu diawali oleh sikap seorang tukang emas yang tidak jujur karena
mencampurkan perak ke dalam mahkota pesanan Hieron. Sang raja pun
curiga dan menyuruh Archimedes memcahkan masalah tersebut atau melakukan
pengujian tanpa merusak mahkota. Rupanya selama mandi, dia memikirkan
masalah itu. Nasib si tukang emas sendiri tidak diketahui lagi.
Archimedes lahir pada 287 SM di Syracues, koloni Yunani yang sekarang
dikenal Sisilia. Keluarganya adalah kelas aristrokrat. Ayahnya, seorang
astronom yang bernama Pheidias yang mempunyai hubungan dengan Raja Hiron
II yang berkuasa di Syreceus pada masa itu. Tak heran jika Archimedes
berteman baik dengan Gelon, putra sang Raja. Kelak dua sahabat ini
menjadi matematikawan andalan raja.
Semasa muda, Archimedes menuntut ilmu di Alexandria Mesir. Pada saat itu
dia menjalin persahabatan dengan dua Matematikawan, Conon dan
Eratosthenes. Conon adalah matematikanwan yang sangat dihormati
Archimedes. Sementara Eratosthenes adalah matematikawan sekaligus
astronom yang suka bersolek. Archimedes kerap berbagi pemikiran dan
berdiskusi dengan mereka. Conon kemudian meninggal dunia dan
surat-menyurat dengan Archimedes digantikan oleh Dositheus, nurd Conon.
Pada 1906, J.L heiberg membuat penemuan dramatis di Konstatinopel, yaitu
“surat” Archimedes kepada Eratosthenes yang berisi teorama mekanikal
atau suatiu medtode. Dalam surat ini Archimedes mengukur berat, dalam
imajinasi. Guna mengetahui luas atau mengetahui volume (isi) sesuatu
yang diketahui lewat sesuatu yang diketahui. Dia merintis ilmu
pengetahuan berdasar pada penggalian fakta. Fakta ini lalu digunakan
sebagai pembading untuk kemudian dibuktikan secara matematis.
Versi lain menyebutkan bahawa Archimedes berguru pada murid Euclid.
Archimedes dapat disebut sebagai matematikawan sekaligus fifikawan
pertama yang menemukan “mesin perang”, alat-alat mekanis serta pompa air
untuk mengankat air Sungai Nil guna mengairi tanah-tanah diseluruh
nageri.
Bagaimana pemikiran Archimedes ?
Pada masa Archimedes, Romawi adalah kerajaan yang memiliki sejumlah
pejabat korup. Sementara kerajaan Carthage menjadi penguasa dengan
koloni meliputi wilayah disepanjang pantai Afrika hingga Sepanyol.
Romawi melakukan dua kali serangan kepada Carthage sehingga terjadilah
perang Punic. Romawi berhasil menaklukkan Carthage.
Tidak lama kemudian, Carthage mampu bangkit dan memaksa romawi kembali
untuk melakukan serangan. Terjadilah perang Punic jilid ketiga. Tentara
Romawi menghancurkan kota dan membantai penduduknya pada 146 SM.
Selama perang Punic, pasukan Romawi dipimpin oleh Claudius Marcellus.
Pada 214 SM mereka menyerang Syracuse. Alas an utama adalah karena raja
Syracuse menjalin hubungan dengan Carthage. Sementara alas an lain
adalah karena tentara Romawi selalu dapat menaklukkan wilayah kecil
dengan mudah.
Tentera Romawi menyerbu Syracuse dari segala penjuru, daratan dan
lautan. Mereka terhadang oleh rekayasa sains yang tidak canggih tapi
cerdik. Penduduk Syracuse sudah belajar menggunakan tuas dan berbagai
macam pelontar. Mereka juga menerapkan kemampuan ini dalam perang
didarat maupun dilaut. Akibatnya, tentara Romawi dipaksa mundur dibawah
hantaman batu dan panah yang dilontarkan oleh ketapel-ketapel buatan
Archimedes. Belum lagi adanya serangan dari pelontar tali berisi peluru
dan busur kecil (crossbow) yang menembakkan anak panah besi,.
Serangan tentara Romawi lewat laut pun gagal. Hampir semua armada perang
meraka hancur. Besi-besi besar dijatuhkan oleh pasukan Syracuse lewat
deret (crane) yang mempu menenggelamkan kapal-kapal Romawi. Derek lain
digunakan untuk mengankat kapal-kapal Romawi sehingga para prajurit
Romawi berebut menyelamatkan diri dengan terjun ke laut.
Pasukan Syracuse juga menggunakan cermin pembakar yaitu cermin
heksagonal dan di sela-selanya dipasang empar cermin segi empat. Cermin
ini digerakkan dengan besi yang dibentuk seperti engsel modern dan
diarahkan ke matahari. Berkas sinar yang dipantulkan dari cermin-cermin
tersebut diarahkan kekapal sehingga menimbulkan api dan membakar kapal.
Pengoperasian cermin dilakukan diketinggian di tengah kota oleh seorang
lelaki tua.
Romawi mulai mencari siasat lain. Mereka berusaha membangun tembok
diluar tembok kota, tetapi gagal karena Derek dengan bandulan besi terus
berputar mengelilingi Syracuse untuk menghancurkan tembok-tembok tersebut sekaligus menghalau pasukan Romawi yang akan maju.
Marcellus kemudian emnggunakan cara lain. Ketika penduduk Syracuse
merayakan kemenagan, diselimuti oleh gelapnya malam, dikirimlah
mata-mata untuk menghancurkan peralatan perang buatan Archimedes dan
mebuka pintu gerbang kota. Perang berlangsung selama tiga tahun, sebelum
Romawi kemudian mampu mengalahkan Syracuse.
Pada 212 SM, Syracuse jatuh ketangan Romawi. Marcellus didampingi pada
prajuritnya kemudian mendatangi pencipta alat yang membuat semua petaka
bagi tentara Romawi. Saat itu Archimedes sedang menggambar diagram
dipasir. Pikiran dan matanya hanya terpusat pada diagram-diagram yang
digambarnya.
Archimedes tidak mempedulikan seituasi disekilingnya. Marcellus dan
pasukan pengikutnya dia mengamati sampai akhirnya seorang prajurit
kehilangan kesabaran. Sang prajurit menghampiri dan memerintahkan
Archimedes untuk menghadap komandan mereka. Namun, Archimedes berkata
bahwa dia akan mengahadap setelah menyeleseikan problem dan memberikan
pembuktiaanya.
Sang prajurit hilang kesabaran. Dia maju untuk menangkap Archimedes.
“jangan sentuh llingkaran0lingkaran yang aku buat!”, teriak Archimedes
ketika prajurit itu menginjak gambar diagram di atas pasir. Sang
prajurit marah, menghunus pedang, dan membunuh Archimedes yang pada
waktu itu berusia 75 tahun.
Demikian antara lain bukti kecerdikan Archimedes. Minat utamnya
sebenarnya adalah matematika murni,bilangan, geometri, dan menghitung
luas-luas bentuk geometri. Namun, Archimedes juga dikenal karena
kehebatannya mengaplikasikan matematika. Dia berjasa menemukan ulir
Archimedes, alat untuk mengangkat air dengan cara memutar gagang alat
ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah untuk membuang air
yang masuk kedalam perahu atau kapal. Tetapi didalam perkembangannya
digunakan untuk memompa air dari daratan yang lebih rendah ke tanah yang
lebih tinggi. Alat ini sampai sekarang masih dipakai oleh petani
diseluruh dunia.
Penggunaan cermin pembakar juga mengindikasikan bahwa beberapa bentuk
geometri sudah diketahu Archimedes, khusunya bentuk hiperbola. Bantuk
lingkaran, elipsm dan hiperbola terbentuk hanya bagaimana cara kita
mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk istimewa karena dapat
mengambil sinar matahari dari arah manapun, difokuskan pada suatu titik,
dan mengosentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk
dipancarkan kemabli dalam berkas sinar yang sangat panas.
Archimedes memang sudah mencoba menghitung luas parabola, elips, dan
hiperbola. Dia berhasil menentukan titik pusat gravitasi pda setengah
lingkaran dan lingkaran.
Archimedes adalah orang pertama yang memberikan metode “mengitung besar”
(Pi) dengan derajat akurasi yang tinggi. Kontribusinya lantas menjadi
pijakan penting bagi para matematikawan berikutnya.
Archimedes juga merupakan sosok eksentrik sebagaimana Weierstrass
(1815-1897). Menurut penuturan saudarinya. Weierstrass semasa sekolah
tidak pernah diberi kepercayaan uttuk memegang pensil. Jika memegang
pensil, maka dia akan menggambar apapun yang dianggapnya masih kosong.
Sementara Archimedes selali menggambar dipasir atau ditanah yang lembek
sebagai pengganti papan tulis. Dia akan menggambar sesuka hatinya.
Apabila duduk didekat perapian, dia akan mengambil arang atau sisa
perapian dan digunakan untuk menggambar. Setalah mandi, biasanya dia
akan melumurkan seluruh tubuhnya dengan minyak zaitun, yang lajim
dipakai pada masa itu, dari pada mengenakan pakaian, dia akan menggambar
diagram-diagram dengan menggunakan jari kuku dengan papan tulis berupa
seluruh tubuhnya yang berminyak.
Ada sifat yang lajim yang diidap oleh matematikawan, misalnya lupa
makan. Archimedes memiliki sifat ini saat menekuni problem matematika.
Kebiasaan ini ternyata diwariskanya kepada Isaac Newton dan William
Rowan Hamilton.
Buku-buku yang ditulis Archimedes dan rumus-rumus matematika masih dapat
ditemukan sekarang, antara lain On the equilibrium of Planes, On the
Measurement of a Circle, On Spirals, On the Sphere and the Cylinder, dan
lain-lain. Namun, sejumlah karyanya hilang atau belum ditemukan,
termasuk The Method.
Teori-teori matematika yang dibuat Archimedes semula dianggap tidak
berarti banyak untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Tetapi setelah dia
meninggal dunia, karya-karyanya diterjemahkan kedalam bahasa arab pada
abad ke-8 dan 9 atau sekitar seribu tahun setelah Ia meninggal.
Beberapa ahli metematika dan pemikir Islam lalu mengembangkan
teori-teori matematika dari Archimedes. Tetapi, yang paling berpengaruh
terhadap perkembangan dan peluasan teori matematika tersebut adalah abad
ke-16 dan 17 ketika mulai muncul mesin cetak. Bayak ahli matematika
yang menjadikan buku karya Archimedes sebagai pegangan, temasuk oleh
Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642)
http://info-biografi.blogspot.com/2010/04/biografi-archimedes.html
Post a Comment
Kami berterima kasih jika rekan2 bersedia memberikan komentar/masukan.