Thales tidak
meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya.
Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang
dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang
yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta.
Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).
Thales
(624-546 SM) lahir di kota Miletos yang merupakan tanah perantauan
orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur
memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi
dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari
kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf
Yunani pertama lahir di tempat ini.
Thales
adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales
mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat
mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat
mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi
terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada
tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut
karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di
Babilonia sejak 747 SM.
Di dalam
bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari
Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat
politik bagi dua belas kota Iona.
Pemikiran
Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche)
segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari
segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya
kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu
tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan
makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk
hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang
dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi
berkurang.
Selain itu,
ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi
dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian
terapung-apung di atasnya.
Pandangan tentang Jiwa
Thales
berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak
hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.Teori
tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
Teorema Thales
Di dalam
geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai berikut:
- 1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
- 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
- 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
- 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
- 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Pandangan Politik
Berdasarkan
catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang
Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada
pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk
membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang
memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.
http://thebiografis.wordpress.com/2010/08/02/thales-624-546-sm/
Post a Comment
Kami berterima kasih jika rekan2 bersedia memberikan komentar/masukan.